Senin, 08 Maret 2010

BPPT Kembangkan Teknologi Informasi untuk Tunanetra

Jakarta (ANTARA) - BPPT sedang mengembangkan program komputer bagi tunanetra yang mampu membantu mereka mengakses informasi selayaknya manusia normal.
"Program ini akan selesai tahun ini juga," kata Koordinator Pusat Sumber Daya Opensource Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Oskar Riandi seusai Pembukaan Pelatihan Komputer Bicara untuk Tunanetra di Jakarta, Senin.
Program tersebut, lanjut dia, adalah program Memdengar (Membaca dan Mendengar) berupa pembaca dokumen (dokument reader).
Caranya dokumen seperti buku hingga brosur dipindai (di-scan) dialihkan menjadi suatu teks di komputer menggunakan teknologi Optical Character Recognition (OCR) dan kemudian diterjemahkan dalam bentuk suara dengan teknologi screen reader.
"Ada fungsi tambahan linux dengan lisan untuk konfirmasi di mana komputer selalu mengatakan apa yang sedang dikerjakan si tunanetra, sehingga dia tahu apa yang sedang dilakukannya di layar komputer," kata Oskar.
Menurut dia, apa yang dikembangkan BPPT akan jauh lebih baik dibanding program yang saat ini digunakan oleh para tunanetra dalam mengakses komputer dan internet yakni program JAWS (Job Access With Speech) for Windows, suatu perangkat lunak Screen Reader dari AS.
"Program JAWS ini mahal, sampai 1.200 dollar AS untuk dua unit komputer, sementara program yang kami buat dibangun dengan opensource dan bisa diperoleh gratis," katanya.
Keunggulan dari apa yang dikembangkan BPPT, ujarnya, selain menggunakan bahasa Indonesia, juga menggunakan teknologi penterjemahan dari suara menjadi teks, sehingga tunanetra bisa berbicara melalui mikrofon ke komputer untuk diterjemahkan ke dalam perintah dan teks.
Keakuratannya kini mencapai 93 persen, menurut dia, sudah meningkat dibanding pertama kali mulai dilakukan riset.
Dikatakan Oskar, teknologi bahasa dalam teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang merupakan prioritas nasional itu yakni speech recognition atau pengenal lisan, yang mengubah dari suara menjadi teks.
Sintesa suara yang mengubah teks menjadi suara, dan mesin penterjemah yang menterjemahkan bahasa Indonesia ke berbagai bahasa asing secara lisan maupun tertulis.
Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni), Didik Tarsidi, mengatakan, teknologi terkini telah membuat orang tunanetra menjadi seperti orang yang tidak buta.
"Dengan teknologi, tunanetra sekarang bisa mendapat akses internet dan informasi tak terbatas seperti layaknya orang yang melek," katanya.

Wow! Seorang Bayi Terlahir dengan 'Ekor'

Kedokteran di China menemukan kondisi yang tak lazim pada seorang bayi. Pada bagian belakang bayi perempuan berusia 4 bulan tersebut ditemukan ekor sepanjang 12,7 centimeter. Ahli bedah China pun berencana untuk mengoperasi sang bayi.
Seperti diberitakan oleh Anhui Market Daily dan dikutip dari Ananova.com, Senin (8/3/2010), bayi perempuan yang diberi nama Hong Hong tersebut, dilahirkan dengan ekor di bagian belakang tubuhnya.
Ayah sang bayi, Hou mengatakan, dirinya sangat terkejut melihat kondisi putrinya yang lahir dengan ekor. Dia sebenarnya berniat untuk memotong ekor tersebut sesaat setelah putrinya lahir, tapi dokter melarangnya.
"Saya ingin memotongnya sesaat setelah dia dilahirkan, tapi dokter menyarankan kami untuk menunggu, katanya bayi yang baru lahir terlalu lemah untuk menjalani operasi," tutur Hou yang tinggal di kota Lixing, provinsi Anhui bagian timur, China.
Sang Ayah pun dengan rutin memeriksa ekor tersebut. Dia berharap agar ekor tersebut cepat mengecil tapi ternyata yang terjadi justru sebaliknya. Saat ini ekor tersebut tumbuh dua kali lebih besar dari sebelumnya.
"Tumbuh lebih besar dan lebih besar," ucapnya.
Para dokter di Rumah Sakit Anak Provinsi Anhui menyatakan, pihaknya cukup terkejut dengan kasus yang menimpa si bayi. "Kasus seperti ini sangat jarang terjadi, perbandingannya sekitar satu sejuta. Kami belum pernah melihat sesuatu seperti ini sebelumnya," ujar salah satu dokter di RS tersebut, Dokter Sun Jun.
Hasil pemeriksaan X-ray menunjukkan bahwa kulit tambahan tersebut terhubung dengan tumor lemak yang berada di tulang belakang di bayi. Dokter Sun menyatakan, operasi sang bayi berjalan sukses, namun masih terlalu dini untuk mengatakan apakah diperlukan perawatan lebih lanjut.

Minggu, 07 Maret 2010

Tak Perlu Malu Belajar Meski Lanjut Usia

Liputan6.com, Kulonprogo: Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Slogan ini terpatri kuat di benak puluhan orangtua di Kecamatan Galur, Kulonprogo, Jawa Tengah. Para pelajar yang kebanyakan berusia lanjut usia belajar layaknya siswa sekolah dasar. Tujuan pendidikan ini agar masyarakat Kecamatan Galur terbebas dari buta huruf.
Para orangtua ini tak membayar biaya sekolah. Bahkan menerima uang saku Rp 10 ribu. Mereka bersekolah di malam hari. Kegiatannya berlangsung sepekan dua kali setiap pukul 19.00 WIB sampai 21.00 WIB. Istiarini, seorang guru dari karang taruna yang memberikan pelajaran kepada para orangtua.
Mengajar para lansia tentu ada kendalanya, terutama penglihatan dan daya ingat yang berkurang. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi Istiarini. Ia harus pintar-pintar menggunakan metoda yang mudah dipahami.(AIS)

Kemlu Belum Tahu Obama Batal Kunjungi Yogya Ganti ke Bali

Presiden AS Barack Obama mengganti jadwal kunjungannya dari Yogyakarta ke Bali. Namun pihak Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengaku belum mendapatkan kabar penggantian jadwal ini.
"Belum ada pemberitahuan sama sekali," kata juru bicara Kemlu Teuku Faizasyah saat dihubungi detikcom, Jumat (5/3/2010).
Kemlu masih menunggu pengumuman resmi dari Amerika Serikat (AS). "Kita menunggu pengumuman saja," jelas Faizasyah yang mengaku baru mendengar penggantian rute ini.
Kepastian penggantian tersebut diketahui dari pembatalan pendaratan pesawat kepresidenan di Bandara Adi Sumarmo, Solo.
Manager Operasi dan Teknik Bandara Adi Sumarmo Solo, Djoko Santosa, mengatakan pihaknya kemarin menerima surat resmi dari Konjen AS. Dalam surat tersebut disebutkan bahwa ada perubahan rencana kunjungan. Jika sebelumnya direncakan akan mengunjungi Yogykarta, dalam surat tersebut disebutkan Obama akan mengubah tujuan kunjungan ke Bali.