Jumat, 16 April 2010

Pendidikan tidak Mampu Bangun Ahlak Bangsa


YOGYAKARTA--MI: Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan bahwa pendidikan di Indonesia belum mampu membangun akhlak dan moral bangsa.

Pernyataan Gubernur tersebut dibacakan Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Provinsi DIY Tavip Agus Rayanto pada Sarasehan Nasional Pendidikan Karakter di Yogyakarta, Kamis (15/4).

Menurut Sultan, pendidikan di Indonesia masih belum mampu membangun akhlak dan moral bangsa, tetapi lebih mengarah pada kepentingan sesaat yaitu mewujudkan bangunan gedung atau investasi lain, sedangkan pembangunan karakter cenderung terlupakan.

Ia mengatakan, sebuah negara akan mengalami kemajuan pesat apabila dibangun atas dasar akhlak dan moral yang benar, misalnya sikap disiplin pada peraturan yang telah ditetapkan. Jadi pendidikan tidak hanya ditekankan pada aspek kognitif, tetapi juga pada pembentukan watak dan kepribadian. Di dalam pandangan hidup tradisional, karakter tersebut dianggap sebagai poros tengah, katanya.

Ia melanjutkan, kegagalan pendidikan di Indonesia juga tidak terlepas dari kurangnya keteladanan dari pendidik dan juga pemimpin bangsa yang berkewajiban untuk membangun karakter masyarakat secara utuh.

Banyak elite nasional negeri ini, katanya, yang memiliki sikap bertolak belakang dengan kepentingan pembangunan karakter bangsa sehingga sikap tersebut justru menonjol sebagai karakter bangsa.

Kemunduran Bangsa Indonesia tersebut juga dapat dilihat dari semakin buruknya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada 2009 yang menempati peringkat 119 dunia, padahal setahun sebelumnya berada pada peringkat 109 dunia dari 182 negara. (Ant/OL-01)

Sumber: Media Indonesia Online
http://www.mediaindonesia.com/read/2010/04/15/136211
/88/14/Pendidikan-tidak-Mampu-Bangun-Ahlak-Bangsa

Saran Webmaster:
Re: 'Pendidikan tidak Mampu Bangun Ahlak Bangsa'


Bagaimana mungkin pendidikan dapat bangun moral dan disiplin bangsa? Anak-anak belajar moral dan disiplin dari Keluarga, Lingkungan, dan oleh contoh dari Tokoh-Tokoh Masyarakat, bukan dari sekolah kan?

Anak-anak kita mencerminkan kita sendiri. Bagaimana kejujuran kita dan disiplin kita? Ini yang perlu dibangunkan dulu, kan?

Bagaimana Kejujuran, Moral, dan Disiplin di Manajemen Pendidikan kita saja?

'Korupsi terjadi di semua tingkatan dari Depdiknas, dinas pendidikan, hingga sekolah' (ICW) 'Dinas pendidikan telah menjadi institusi paling korup dan menjadi isntitusi penyumbang koruptor pendidikan terbesar dibanding dengan institusi lainnya.'
ICW: Analisis 5 Tahun Pemberantasan Korupsi Pendidikan (2004-2009).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar